HERBAFILIA - Sejak jaman dahulu, nenek moyang kita telah mengetahui cara pengolahan jamu dan dikenal sebagai pembuat jamu yang hebat. Sampai saat ini semua orang mengakui bahwa jamu yang diolah dengan cara tradisional biayanya lebih murah dari pada obat-obatan kimia buatan pabrik.
Pembuatan jamu sendiri juga tidak rumit dan dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Pada umumnya jamu dibuat dengan tahapan sebagai berikut:
Koleksi (Pengumpulan)
Tahap pertama dalam pembuatan jamu adalah koleksi atau pengumpulan bahan-bahan herbal yang akan dibuat jamu. Untuk mendapatkan khasiat yang maksimal dari dari bahan-bahan herbal ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil bahan-bahan herbal dari alam.
- Bagian daun sebaiknya dikumpulkan pada waktu tanaman sedang berbunga atau pada saat sebelum buah masak.
- Bagian bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah bunga mekar.
- Bagian buah dipetik setelah buah masak betul.
- Bagian biji diambil dari buah yang benar-benar masak.
- Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) diambil pada waktu proses tumbuhan berhenti.
Seleksi merupakan tahapan sederhana dalam membuat jamu dengan tujuan untuk mendapatkan bahan-bahan yang benar-benar bermanfaat untuk proses pembuatan jamu. Dalam tahap seleksi, bahan-bahan yang tidak berguna dibuang karena dianggap sebagai pengotor atau bahan-bahan tersebut tidak mengandung zat-zat yang berkhasiat sebagai jamu.
Dehidrasi (Pengeringan)
Dehidrasi adalah menghilangan air yang terkandung di dalam bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamu, dihilangkan atau dikurangi kadar airnya dengan cara dijemur atau dipanaskan. Tahap dehidrasi ini mempunyai beberapa tujuan yaitu:
- Untuk pengawetan bahan herbal.
- Untuk menghindari pertumbuhan bahan-bahan herbal.
- Untuk memudahkan proses pembuatan jamu.
- Penjemuran adalah proses pengeringan bahan-bahan jamu dengan menggunakan panas sinar matahari langsung dan dilakukan pada saat terik matahari.
- Pemanasan merupakan upaya dehidrasi atau pengurangan kadar air dari bahan-bahan jamu dengan menggunakan alat pemanas dengan suhu yang dapat disesuaikan dengan keperluan. Suhu yang diterima oleh obyek pemanasan berkisar antara 65-70 ºC.
Pada tahap ini bahan-bahan jamu yang telah melewati tahap pengeringan dihancurkan atau dihaluskan dengan cara diparut, digerus atau diblender.
Maserasi (Perendaman)
Arti istilah maserasi dalam bahasa sehari-hari adalah perendaman. Dalam dunia jamu, maserasi atau perendaman dikenal dengan istilah cem-ceman. Pada pembuatan jamu dengan cara perendaman ini, destruksi atau penghancuran bahan-bahan jamu hanya dilakukan dengan mengiris atau mencincang bahan-bahan tersebut dan tidak sampai dihaluskan atau dilembutkan.
Ekstraksi (Penyarian)
Ekstraksi adalah mengambil sari pati atau zat-zat berkhasiat di dalam bahan-bahan jamu. Karena itu istilah ekstraksi dapat diartikan pula sebagai penyarian. Zat-zat yang didapatkan dari proses ekstraksi disebut dengan ekstrak atau sari.
Granulasi (Pemadatan)
Proses pemadatan atau granulasi dari ekstrak jamu melalui tahap evaporasi atau menguapan atau penghilangan cairan pelarut jamu sehingga didapatkan ekstrak jamu dalam bentuk padat tanpa mengandung cairan pelarut.
Industri-industri farmasi pada masa sekarang telah membuat bentuk fisik jamu dalam berbagai macam bentuk jamu padatan, antara lain:
- Serbuk
- Tablet
- Kapsul
- Kaplet
0 comments
HERBAFILIA adalah berita Kesehatan tentang berbagai jamu dan cara penggunakannya, Disini Anda bebas bertanya maupun mengutarakan ide, gagasan, opini secara bebas yang tentu tidak termasuk dalam koridor Sara. Dilarang keras titip Link / URL hidup maupun berupa tulisan atau mempromosikan produknya.